Breaking News

banner image
banner image

Kakek Sang anak Tanah

    Demi masa, telah ku sambangi sendi-sendi hutan belantara kehidupan untuk mencari kayu bakar agar dapat di dijual dan di gunakan. Terkejut, entah dari mana dan bagai mana seketika langit menjadi gelap, malam datang tanpa senja. sekejap aku si pencari kayu bakar sudah berada di stasiun kereta, stasiun kereta yang kadang datang kadang menghilang tak terduga. Stasiun kereta yang menjadi tempat tunggu dan pergi penumpang entah kemana tujunya.
    Di stasiun itu kakek sang anak tanah yang mondar-mandir terlihat resah, kakek yang biasanya bekerja di kantor pemerintahan itu seakan sudah mengetahui sesuatu di stasiun kereta. sesaat setelah kereta datang, bayangan gelap berjubah hitam keluar dari pintu masinis. Di stasiun kereta ia melukai kulit-kulit malam, membuat tangis di pagi; siang dan sore hari. Entah apa yang ada dipikiran bayangan, yang ku tahu tetap saja ia mengambil penumpang di stasiun_setiap waktu tak terduga mendera. Di depannya, kakek sang anak tanah hanya dapat terdiam bodoh tak tau menau akan arah lagi,Mengingati akan masa lalu terlewat.
Kakek sang anak tanah seolah bertanya melalui ratapan dalam :
“Mengapa cepat sekali engkau datang ?”,
“uang membeli tiket kelas ekonomi saja aq belum punya”.
“lalu aku akan di tempatkan di bagian mana ?”
    Setelah kakek dan bayangan pergi, Stasuin keretapun juga lenyap kembali menjadi hutan belantara kehidupan. Aku si pencari kayu bakar tergamam, seakan tak percaya apa yang telah terlihat tadinya, tapi itu benar, kakek sang anak tanah, bayangan gelap berjubah hitam, stasuin kereta dan semua itu akan terjadi pula padaku.

Sejenak beristirahat kulanjutkan mencari kayu bakar, sembari berharap uang hasil kayu bakar cukup dapat membeli tiket kelas ekonomi sampai pada saatnya kereta dan bayangan menjemput.
Kakek Sang anak Tanah Kakek Sang anak Tanah Reviewed by Agus Brown on 20.15 Rating: 5

Tidak ada komentar:

Diberdayakan oleh Blogger.